Selasa, 05 April 2011

Pentingnya Manajemen Kas



BOLEH jadi perusahaan Anda terbilang sukses karena bisa memetik keuntungan atau laba, jumlah asetnya pun besar. Akan tetapi, tatkala perusahaan mulai kesulitan untuk membayar tagihan dan memenuhi keperluan yang ada, maka itu tandanya mulai terjadi masalah. Hal serupa bisa juga terjadi jika Anda seorang ibu rumah tangga. Gaji suami atau penghasilan Anda (jika bekerja) sebenarnya cukup besar, tetapi bisa saja terjadi masalah manakala sejumlah tagihan sudah jatuh tempo.

Masalah tersebut menyangkut aliran keluar masuknya uang yang tidak seimbang atau dengan kata lain lebih banyak pengeluaran dibandingkan dengan pemasukan. Menurut para analis bisnis, manajemen kas yang tidak baik menjadi penyebab kegagalan bisnis yang paling sering dialami, terutama di kalangan bisnis dan wirausahawan.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, kita seyogianya mengerti dengan baik konsep dasar mengenai aliran kas. Pemahaman yang benar mengenai manajemen arus kas, akan bermanfaat dan membantu kita dalam merencanakan serta menghadapi kenyataan yang akan terjadi di masa yang akan datang.


Kas dan aliran kas
Kas adalah uang tunai yang tersedia, baik di laci, di dompet, tabungan di bank, maupun dalam deposito yang jatuh temponya di bawah satu tahun. Perlu diperhatikan, kas bukan merupakan persediaan barang dagangan, piutang, tanah ataupun bangunan yang kita miliki. Memang hal-hal tersebut bisa dijadikan uang namun biasanya akan membutuhkan waktu, yang kadang kala memakan waktu cukup lama. Sering kali karena kita terdesak oleh kebutuhan uang atau kas yang cukup besar, sementara di sisi lain uang / kas di tangan tidak mencukupi untuk berbagai keperluan seperti untuk membayar gaji karyawan, membayar pemasok barang, membayar utang bank, dan lain sebagainya. Sebagai jalan keluar untuk menutup keperluan pengeluaran yang besar tersebut maka langkah yang dapat diambil adalah berutang. Namun berutang akan menjadi maksimal pada satu titik (ada batasnya) dan tidak mungkin mendapatkan utang lagi. Sehingga langkah terakhir yang dapat diambil adalah harus menjual sebagian aset yang kita miliki seperti mobil, tanah, bangunan, dan lain-lain. Namun apa yang terjadi? Karena harus segera menjadi uang maka harga jualnya menjadi rendah bahkan mungkin di bawah harga pasar. Malah dalam banyak kasus sering terjadi kerugian karena harga jual lebih sedikit dibandingkan dengan harga beli.
Perlu diingat, apabila kita memiliki perusahaan atau sebuah usaha yang menguntungkan, tidak secara otomatis hal tersebut dapat meningkatkan jumlah kas atau uang di tangan. Sebagai contoh yang ekstrem, kita menjual barang dengan sistem kredit maka tentunya kita tidak akan menerima uang untuk saat ini. Sehingga walaupun, katakanlah kita memiliki keuntungan 10 juta saat ini dari hasil penjualan kredit tersebut, namun hal tersebut belumlah menjadi uang atau kas yang benar-benar ada di tangan kita. Bahkan yang lebih berbahaya adalah penjualan secara kredit (piutang) tersebut, belum tentu dapat kita tagih semuanya. Bayangkanlah, kita harus segera membeli barang dagangan atau menggaji karyawan yang harus dibayar segera, sementara piutang atau tagihan yang ada belum dapat ditagih! Jadi meningkatnya keuntungan belum tentu sejalan dengan meningkatnya jumlah uang di tangan kita. Singkatnya kita tidak bisa membayar sesuatu dengan keuntungan, namun hal tersebut hanya bisa dibayar dengan uang atau kas.
Titik berat pengaturan aliran kas adalah masalah bagaimana kita dapat mengatur dengan baik pemasukan dan pengeluaran uang. Dalam bisnis maupun rumah tangga, pemantauan yang ketat mengenai keluar masuknya uang adalah tugas berat. Bahkan menjadi faktor kunci keberhasilan. Dalam kasus yang ekstrem, perusahaan boleh jadi mengalami kerugian yang sangat besar namun tetap dapat berjalan dengan baik. Prinsip utamanya adalah selama uang yang masuk lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran yang ada, maka bisnis tersebut masih dapat dijalankan. Masih ingat kasus PT Qurnia Subur Alam Raya (QSAR)? Perusahaan tersebut sesungguhnya mengalami kerugian karena tidak ada bisnis dalam skala besar yang dapat memastikan keuntungan di atas 50% per tahun. Namun mengapa QSAR dapat bertahan sekian tahun? Sesungguhnya QSAR membayar keuntungan para pemodal dari hasil setoran uang investasi anggota baru dan bukan dari hasil operasi perusahaan secara murni. Apabila setoran investasi uang anggota baru tetap lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran untuk membayar keuntungan anggota lama, niscaya QSAR masih akan dapat bertahan. Tetapi hal tersebut akan mencapai satu titik, di mana akan terjadi defisit antara pemasukan dengan pengeluaran, dapat dipastikan korban dan jumlah kerugian akan semakin besar.
Sumber-sumber pemasukan uang adalah, misalnya kita mendapatkan uang dari pelanggan, mendapatkan suntikan modal dari investor atau bisa juga dengan berutang kepada pihak ketiga. Perlu diperhatikan, dengan berutang kepada pihak ketiga,- misalnya kepada bank, kita memiliki kewajiban untuk membayar kembali sesuai jadwal pembayaran yang ada. Kewajiban ini yang mungkin dapat memberatkan pengeluaran uang dalam masa yang akan datang. Sehingga perlu diperhitungkan dengan cermat sebelum kita memutuskan menggunakan pinjaman untuk membiayai atau membayar sesuatu. Apakah nantinya kita tidak akan terbebani dengan hal tersebut? Apakah kita mampu menyelesaikan pinjaman tersebut tepat waktu? Sedangkan sumber-sumber pengeluaran banyak sekali, sehingga perlu diperhatikan dengan cermat.


Manajemen kas yang baik
Manajemen aliran kas yang baik sebenarnya relatif mudah. Kiatnya adalah mengetahui dengan baik untuk apa uang yang akan keluar dan masuk? Kapan uang akan keluar dan masuk? Dari mana uang akan masuk? Ke mana uang, akan keluar? Dan bagaimana mengatur masuk-keluarnya uang sehingga kita dapat menyediakan uang tersebut tepat pada saatnya. Apabila kita membutuhkan tambahan uang kita juga harus mengerti dengan baik, dari mana kita bisa memenuhi kebutuhan tambahan uang yang dibutuhkan. Kita juga sebaiknya memiliki hubungan yang baik dengan semua pihak sehingga jika suatu saat membutuhkan, kita akan lebih mudah meminta bantuan kepada mitra usaha kita.
Langkah yang baik dan perlu dilakukan adalah membuat perkiraan aliran kas untuk periode yang mendatang. Mulailah dengan membuat proyeksi aliran kas untuk minimal 1 minggu ke depan. Kemudian meningkat menjadi proyeksi aliran kas bulanan dan akhirnya tahunan. Jika hal ini dapat dilakukan, niscaya kelangsungan bisnis dapat lebih terjaga. Semakin sering kita membuat proyeksi aliaran kas, maka akan semakin mudah dan dapat memperkirakan dengan pasti berdasarkan pengalaman yang telah dimiliki.
Akhirnya dalam bisnis ataupun mengelola keuangan keluarga maka penting bagi kita untuk dapat menjaga agar pemasukan senantiasa lebih besar daripada pengeluaran.